Jumat, 20 September 2013

Kenapa Kosong?

Dia menatapku sedari tadi. Aku risih. Seperti tanpa malu dia menatap dalam-dalam kepadaku. Entah apa maksudnya. Sepertinya dia belum sadar kalau aku merasa tidak enak jika dia memandangku seperti itu. Atau memang dia sengaja pura-pura tidak sadar? Entahlah.

"Selamat pagi..." Sapaku, berniat mengalihkan fokusnya dari pandangan dalamnya kepadaku.

Dia agak terkejut. "Selamat siamg..."

"Ini masih pagi."

"Oh, maaf. Tadi ada yang menyapaku dengan ucapan selamat siang."

Aku mengerutkan dahi, memicingkan mata, heran.

"Maaf, aku memperhatikanmu sejak tadi." Katanya. Dia seperti tahu maksudku menyapanya.

"Memangnya ada yang aneh denganku?"

"Tidak. Aku hanya berusaha percaya ini September 2013"

"Lalu kenapa?" Aku belum lepas dari rasa heranku kepadanya.

Dia tersenyum. Entah apa artinya.

"Berdebu dan kosong." Kataku, mengomentari dirinya.

Dia tersenyum lagi.

"Kenapa kosong?" Tanyaku.

"Karena ini masih September 2013."

"Apa maksudmu?"

Dia tersenyum lagi. "Kamu bisa menolongku? Mempercepat laju langkahmu?"

"Seperti apa?"

"Menjadikan bulan September menjadi sehari, mungkin." katanya lalu tertawa.

Aku masih belum faham maksudnya.

Rabu, 18 September 2013

Hihihi

Astagah... saya gak ngepos udah lamaaaaa......
Udah bergeser dari Malang ke Lamongan, udah bergeser dari jomblo ke berpacaran.. :)
Terlalu sibuk kerja sampai lupa kalau punya blog yg harusnya diopeni :D

Kamis, 02 Mei 2013

Perempuan Dalam Mimpi [Episode 2]


“Kalau kamu ada masalah, seharusnya kamu bilang. Kalau kamu diam seperti ini, mana ada yang bisa bantu kamu mencari jalan keluar?” Tiba-tiba kata-kata Asri, teman satu kost saya, terngiang lagi di telinga saya. Mungkin memang otak lebih suka menyimpan rekaman yang menyakitkan daripada rekaman yang menyenangkan. Buktinya, tiap kali saya diam sendiri seperti ini, kata-kata busuk mereka yang sering diputar ulang di telinga saya.

Saya sudah bosan dengan kata-kata seperti itu. Apanya yang teman? Apanya yang membantu mencari jalan keluar? Setiap kali saya selesai bercerita tentang masalah saya, respon mereka tidak lebih dari ucapan, “Kamu sabar aja ya, semua pasti ada jalan keluarnya.” Iya, semua pasti ada jalan keluar, tapi mana? Mereka bilang mereka bisa membantu, tapi apa?

Sudah hampir satu jam saya duduk sendiri di tempat ini, dengan secangkir kopi hitam favorit saya. Saya lebih suka kopi hitam daripada jenis kopi campuran apapun. Kopi yang hanya ditambah gula rasanya lebih nikmat dari minuman apapun. Saya selalu memesan itu jika pikiran saya sedang kacau seperti sekarang. Masalah saya terlalu banyak akhir-akhir ini. Mulai dari urusan skripsi saya yang selalu dipersulit dosen pembimbing, keluarga, juga masalah dengan kekasih saya.

“Kamu perempuan yang ada di dalam mimpiku.” Seorang laki-laki bertubuh tinggi tiba-tiba sudah ada di depan saya. Dia berhasil mengalihkan perhatian saya dari memori menyakitkan yang tidak bisa saya pause sebelumnya.

“Ya?” Saya mencoba mengingat-ingat, mungkin saya pernah bertemu dia sebelumnya.

“Kamu perempuan yang ada di dalam mimpi-mimpiku.” Kata laki-laki itu lagi. Saya belum paham apa maksud kata-katanya. Saya masih berusaha mengingat-ingat apakah saya pernah bertemu dan berbicara dengan dia atau tidak sebelumnya.

Sorry?” Saya sudah berusaha mengingat-ingat tapi gagal. Atau mungkin saya memang tidak pernag tahu dia sebelumnya? Saya mencoba tersenyum perlahan, terpaksa. Saya tidak mau dicap sebagai perempuan sombong gara-gara malas melempar senyum, jika seandainya saya memang pernah bertemu dengan dia sebelumnya.

“Kamu perempuan yang ada di dalam banyak mimpiku bahkan ketika tidurku tidak pernah sampai ke lelap.” Katanya lagi, seakan dia semakin yakin kalau dia mengenal saya. Saya tidak paham dengan kata-katanya yang mengatakan kalau saya ada di dalam mimpinya.

Saya semakin merasa tidak nyaman dengan sikapnya. Apalagi sejak tadi mood saya sudah kacau. Saya bangkit dari tempat duduk saya, berniat meninggalkan saja tempat ini. Saya tidak mungkin mengusir dia dari sini, jadi lebih baik saya yang pergi. Padahal, kopi hitam di dalam gelas saya baru saya minum setengahnya.

Saya melempar senyum perpisahan, dengan harapan saya tidak terlihat sangat angkuh. Saya melangkah pergi, keluar dari kafe. Dia masih terpaku di tempat tadi, saat saya menoleh dari luar melalui kaca kafe. Saya masih belum paham dengan maksud dari ucapannya tadi. Mungkin dia gila, mungkin juga hanya akal dia saja sebagai modus agar bisa berkenalan dengan saya. Tapi paling tidak, saya bisa sejenak melupakan masalah saya.

Senin, 29 April 2013

Cerita Sekuntum Bunga Berwarna Kuning

Aku adalah satu dari beberapa kuntum bunga kuning di pohon ini. Pagi ini Surabaya cukup teduh, dan mungkin akan berlanjut hingga nanti siang. Angin berhembus pelan, membuatku dan beberapa temanku menari di antara dedaunan hijau yang melekat teratur di sisi-sisi ranting. Angin yang bersiul adalah musik terindah bagi kami menari.

Seorang gadis dengan tas punggung warna ungu berjalan pelan di sisi seseorang yang mungkin kekasihnya. Atau bukan, mereka hanya teman yang saling memberi semangat satu sama lain. Aku tidak bisa menyimpulkan hubungan mereka. Tapi dari mata gadis itu, ada sebuah harapan yang tidak pernah dia sadari. Senyumannya tulus, menunjukkan kebahagiaan yang dia miliki sekarang nyata. Sepertinya dia belum pernah tahu bahagia itu sebenarnya apa. Meskipun dia tidak pernah menunjukkan rasa bahagia itu, aku tahu. Karena aku adalah sekuntum bunga berwarna kuning yang menari diantara dedaunan hijau diiringi siulan angin.

Mereka berjalan memasuki gedung secara beriringan, kemudian mereka berpisah ketika baru sampai beberapa langkah dari pintu masuk. Gadis itu duduk di bangku panjang yang berada di sisi kiri setelah pintu masuk. Sedangkan laki-laki yang tadi bersamanya tadi masuk ke dalam, entah kemana aku tak melihatnya lagi. Di bangku panjang itu bukan hanya ada dia, ada seorang ibu-ibu yang terlebih dahulu duduk di situ.

Pandangannya mondar-mandir memperhatikan orang-orang dengan dandanan sangat rapi yang lalu-lalang lewat di depannya. Bukan pandangan penasaran atau kagum, melainkan pandangan cuek. Iya, cuek. Aku tidak mungkin salah dengan kesimpulanku sendiri. Dia sebenarnya tidak peduli dengan orang-orang itu, dia hanya memberi pekerjaan matanya yang menganggur. Kalau seandainya dia bisa melihatku di sini, mungkin dia lebih tertarik mengagumi keindahanku. Ah tidak, itu tidak mungkin. Dia tidak akan peduli denganku, karena aku hanya sekuntum bunga berwarna kuning.

Orang-orang dengan dandanan sangat rapi di luar gedung sepertinya sudah habis. Sekarang, yang duduk di bangku panjang itu ada lima orang. Empat orang lain, dan gadis yang memiliki pandangan ragu-ragu itu. Cara dia melihat dunia berbeda dengan gadis-gadis yang pernah aku perhatikan. Meskipun aku hanya sekuntum bunga berwarna kuning, aku bisa menyimpulkan perasaannya sekarang. Antara iya atau tidak. Tidak, kali ini aku rasa aku salah menyimpulkan tentang dia. Bukan antara iya atau tidak, tapi tentang jawaban dari satu kata 'mengapa'. Mengapa dia di sini? Mengapa dia ragu? Mengapa harus ada kata tidak? Mengapa harus iya? Pertanyaan itu yang tertulis di matanya yang bimbang. Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang diawali 'mengapa' di sana, hanya saja aku tidak bisa membacanya.

Dia tidak pernah terlihat bosan dengan kegiatan menunggunya. Padahal dari awal aku melihatnya, aku yakin dia tipe orang yang cepat bosan. Memang dia ditemani sebuah buku bersampul putih yang bertuliskan 'Nayla'. Selain itu, ada kabel yang terlihat menggantung. Sebuah kabel yang menghubungkan sebuah alat yang dapat memutarkan beberapa lagu dengan telinganya. Dia bisa membuat duniannya sendiri.

Tapi dia tetap ragu dengan dirinya sendiri, dengan hatinya. Tentang beberapa pilihan yang sebenarnya tidak pernah bisa dia pilih. Tentang suatu kepercayaan, kebahagiaan dan rasa sakit. Dia tidak bisa menyimpulkan perasaan yang dia miliki ini apa. Dia tidak takut disakiti, tapi dia lebih takut untuk menyakiti. Tidak ada alasan bagi dia memberikan kepercayaan pada orang lain. Tidak ada sebab yang bisa dia lihat untuk bahagia karena orang lain.

Satu per satu penanti yang duduk di bangku panjang itu berpindah, karena bosan. Tapi dia masih di tempat semula, masih dengan buku dan kabel yang menemaninya. Dia masih belum bosan menanti. Mungkin dia tipe seorang yang setia. Mungkin, hanya mungkin. Karena aku belum yakin tentang itu. Dia tidak tahu kenapa dia harus menanti laki-laki itu. Dia hanya tahu, dia merasakan kebahagiaan yang berbeda saat dengan laki-laki itu. Sebuah kebahagiaan yang belum pernah dia tahu sebelumnya. Dia juga merasa untuk pertama kalinya bisa mempercayai orang lain, meskipun sebenarnya belum sepenuhnya dia mempercayai dirinya sendiri.

Lima jam dia menanti. Kursi panjang tempatnya membuktikan kesetiaan sudah tidak seperti tadi, sekarang hanya ada dia duduk sendiri di sana. Matanya berbicara kalau dia lelah. Tapi bukan lelah karena menunggu, tapi lelah karena tidak bisa mempercayai siapa-siapa. Dia bukan lelah karena terlalu bosan, dia hanya lelah terlalu lama pura-pura bahagia. Setelah ini mungkin dia bisa percaya dengan satu orang, atau malah kepercayaan yang mulai tumbuh itu hilang seluruhnya. Setelah ini mungkin dia benar-benar yakin kalau bahagianya bukan lagi sebuah kepura-puraan, atau malah lupa kalau pernah ada bahagia di dunia ini sehingga untuk berpura-pura bahagia saja dia tidak mampu.

Angin mulai tidak bersahabat. Dia menyerangku. Padahal aku masih ingin menari dengannya sambil memperhatikan gadis yang sedang berperang melawan dirinya sendiri. Dia semakin kencang, berusaha membuatku jatuh ke atas aspal. Dia mendorongku semakin kuat, namun aku masih bisa bertahan hingga satu jam. Enam jam, akhirnya penantian itu usai. Laki-laki tadi menariknya keluar dari gedung. Wajah gadis itu benar-benar jujur sekarang, dia bahagia. Tapi aku lengah, angin berhasil menjatuhkanku. Dan aku sempat melihat senyum lebar gadis itu sebelum sebuah roda becak melindasku yang terkapat di atas aspal.

***

Untuk kebahagiaan yang tidak pernah ada - MeiMalich

P.S. Gue sempet nangis pas nulis ini :)

Kamis, 28 Maret 2013

Gagal Punya Pacar

1. Parman lagi PDKT sama Juminah. Pas jam makan malam, Parman sms Juminah. Rencananya sih ngajak makan bareng gitu.
Parman : "Malem Jum, udah makan belum?"
Juminah : "Belum, kenapa emang?"
Parman : "Makan malam sama aku yuk!"
Juminah : "Maaf ya Man, aku lagi diet nih. Jadi aku nggak makan malam."
Parman : "Kalau keluar ngopi aja gimana?"
Juminah : "Aku nggak suka minum kopi."
Parman : "Kalau gitu, nanti kamu pesan susu aja."
Juminah : "DIBILANGIN LAGI DIET!!"
Lalu Parman segera mengunyah lem besi.

2. Parman berencana mengajak Juminah *Sang Gebetan tersayang* jalan-jalan hari ini. Tapi, Parman belum menentukan mereka akan kemana.
Parman : "Jum, hari minggu ini kamu sibuk nggak?"
Juminah : "Emangnya kenapa? Enggak kayaknya."
Parman : "Kamu nggak pengen jalan-jalan?"
Juminah : "Kemana?"
Parman : "Terserah. Kamu maunya kemana?"
Juminah : "Emang ada gitu tempat namanya terserah? Dimana itu?"
Parman : "Maksudku, terserah kamu. Kamu mau kemana."
Juminah : "Loh, kan kamu yang ngajak duluan!"
Parman : "Tapi aku nggak tau tempat yang bagus."
Juminah : "YA UDAH NGGAK USAH PERGI!!"
Lalu Parman tiduran sambil nangis diatas Rel Kereta.

Bersambung...

Jumat, 01 Maret 2013

Pada Sebuah Senja (Satu)

Hujan pertama di Bulan Maret. Senja hari ini begitu pekat. Ini bahkan baru pukul lima, tapi tak ada setetes pun garis jingga di langit. Apakah dia menikmati juga senja sepekat ini?

"Senja itu selalu indah, baik saat cerah atau pun hujan." Kata gadis berkaca mata itu sambil tersenyum.

Tapi itu sudah terjadi tiga tahun yang lalu. Entah sekarang, apa komentarnya tentang senja yang pekat hari ini. Aku mencintai dia melebihi cintanya terhadap senja. Aku mengagumi dia lebih dari kekagumannya terhadap siluet jingga yang membuat senyumnya semakin melebar.

Aku bertemu dengannya sekitar empat tahun yang lalu, pada suatu senja yang hangat. Aku tidak pernah jatuh cinta padanya, hanya selalu mencintainya. Aku tidak pernah ingin jatuh cinta padanya. Karena semua orang juga tahu, meskipun sedikit, jatuh pasti meninggalkan kesan sakit.

"Senja adalah ciptaan Tuhan yang paling indah." Entah sudah berapa kali dia mengucapkan itu.

"Kenapa kamu menyukai senja? Bukankah jika senja datang artinya malam akan turun?"

"Lalu kenapa kalau malam turun?" Tatapannya membungkam bibirku, meskipun muncul dari balik kaca mata minusnya.

"Malam itu hitam, penuh dengan misteri, menyimpan sejuta mimpi manusia. Mungkin hanya untukku, tapi malam memang pendengar terbaik."

"Lalu senja?"

"Kamu tidak akan pernah menemukan alasan saat kamu benar-benar mencintai sesuatu. Itu yang aku rasakan pada senja. Mungkin dia hangat, tapi bukan karena itu aku menyukainya."

Aku selalu mencintainya, tapi mungkin aku bukan senja baginya. Mungkin aku siang yang panas baginya, atau pagi dingin yang membuatnya malas terlepas dari pelukan selimut tebalnya.

Tetesan air langit semakin tajam menghantam atap rumah kontrakanku. Belum ada tanda-tanda akan berhenti. Langit semakin pekat, mungkin malam ini bulan beristirahat. Aku berbicara lagi dengan senyumannya yang selalu tergambar di langit senjaku. Aku mencintainya. Meskipun dia tidak pernah mendengarnya. Aku selalu membalas senyumnya. Meski dia tidak pernah melihatnya.

Senin, 18 Februari 2013

Ketika Kamen Rider Kehilangan Heshin Belt : Beras Kencur Vs Soklin (Chapter 1)

Tokoh
1. Hakaze (f) : Selalu diabaikan, sebenernya skripsi belom beres sih tapi anggep aja udah beres, Jomblo udah dari lahir dan nggak tau jatuh cinta itu yang kayak gimana.
2. Soklin (m) : *Gila, ini anak muncul lagi* Biasa aja sih, muka pas-pasan, tinggi badan di bawah standart, sangat rentan galau, kuliah dah kelar tp blm jelas masa depannya.
3. Beras Kencur (m) : Ini anak baiiiiiiiikkk banget, secara fisik lebih baik dari soklin, kuliah udah kelar dan masa depannya bisa diperhitungkan.
4. Katri (f) : Ini sengaja pake nama sebenarnya.
5. Mas Morgan (m) : Tau sebuah rahasia yg pernah menjadi rahasia terbesar Hakaze

>>>
Akhir-akhir ini Hakaze sering memikirkan Soklin, setelah Soklin menyatakan akan membantunya. Tapi sesungguhnya hatinya masih ragu dengan ucapan Soklin. Soklin sungguh tidak bisa dipercaya, pikirnya. Ini permainan Soklin untuk membodohinya yang memang dasarnya udah bodoh.
Hakaze benar-benar ragu, apa yang sebenarnya terjadi dengan perasaannya itu. Antara iya dan tidak. Dia berencana menanyakannya langsung pada Soklin, tapi dia selalu merasa takut. Apakah ini cinta??
"Hakaze, sudah punya pacar?" Kata Mas Morgan suatu hari.
"Belum Mas, kenapa??"
Mas Morgan tersenyum, ada sesuatu yang ingin disampaikan tapi sepertinya sekarang bukan waktu yang tepat.

>>>
"Aku mau menyampaikan pesan dari Beras Kencur dua tahun lalu." Katri berkaca-kaca.
"Apa?"
"Dia mau aku menyampaikan ini sekarang, setelah kamu menjadi hunter. Dia mencintai kamu."
"Hah??"
"Iya, ini serius!"
"Kenapa nggak sekalian aja Mas Morgan!"
"Mas Morgan juga mungkin udah tau soal ini."
Sejak mendengar pernyataan cinta dari Katri, Hakaze terus memikirkan Beras Kencur. Pikirannya tentang Soklin hilang seketika.

>>>
"Hakaze!" Suara itu tiba-tiba muncul di belakangnya.
Dia menoleh. Soklin disana, berdiri sambil tersenyum. "Kenapa lo dateng lagi sih? Gue udah lupa cara mikirin elo yang bikin galau! Sekarang ngapain sih elo ingetin lagi?" > mbatin tok!
"Kamu sibuk?"
"Enggak, kenapa?"
"Aku ada masalah nih." >> Penulis merasa ini anak kejam banget. Cuma dateng pas ada masalah doang. Minta diapain yah ini anak??
"Kenapa?"
"Cewek. Aku suka sama dia, tapi dia suka sama orang lain. Aku sedih."
"Terus?"
"Aku harus ngapain?"
"Kamu sayang banget sama dia?"
"Iya."
"Tapi diapa-apain dia tetap suka sama orang lain kan? Tinggalin aja! Masak selain dia, nggak ada cewek cadangan?"
"Ya tujuanku datang ke kamu, soalnya cadangannya kamu."
Kampret!! Kambing nih anak!!

Sebenarnya yang dirasakan Hakaze saat berhadapan dengan Soklin adalah meledak, bergetar, tsunami, badai, cetar membahana dan semacamnya. Tapi Hakaze gak cemburu sama sekali pas Soklin ngomongin cewek lain.
Meskipun begitu, pikiran soal Beras Kencur gak bisa hilang gitu aja. Dia malah memikirkan semakin banyak Beras Kencur di dalam otaknya. Bukan Soklin sama sekali. Berbeda dengan dulu.

>>>
Asline, intine cerito iki adalah Hakaze ini seneng sopo??
Penulise bingung mengungkapkan dengan kata-kata, mangkane tudepoin ae..


>>
Wes ah, bersambung ae. Wetengku lesuu... T_T

Jumat, 15 Februari 2013

Megane Danshi ^_^ (Lagi)

Chara cowok berkaca mata yang keren bukan hanya Hiroshi, Izumo dan Yukio saja. Masih ada lagi beberapa chara cowk andalan saya yang pake kaca mata.

[1] Fushimi Saruhiko (Project K)
Mukanya kejem, tapi kerennya minta ampun. Dia adalah salah satu anggota scepter 4, mantan pengikut raja merah Mikoto Suoh. Dia dianggap penghianat karena meninggalkan klan merah dan bergabung dengan klan biru. Yah, cukup sekian. Yang penting dia keren

[2] Hidaka Subaru (Robotics Notes)
Meskipun sok cool gitu tapi gak bikin ilfil. Mala kesannya keren banget... Subaru-kun, daisukiii... ^^

[3] Mitaka Jin (Sakurasou no Pet na Kanojo)
No other description, hanya terlihat lebih mempesona dari Kanda Sorata...

[4] Mayuzumi Takumu (Accel World)
Ganteng kan?? Apalagi matanya biru.. :D

Ya, mungkin itu saja beberapa cowok ganteng andalan saya, :D
Entah itu dua dimensi atau manusia beneran, cowok berkaca mata kelihatan lebih mempesona :D



Sumber Gambar

Rabu, 13 Februari 2013

Ketika Kamen Rider Kehilangan Henshin Belt : Soklin Si Monster Pencuci Otak (Chapter 3)


Tokoh
1. Hakaze (f) : 22 tahun, cantik, golongan darah AB, penderita ESP >> memiliki kekuatan penghancur.
2. Soklin (m) : 21 tahun, biasa aja sih gak ganteng, Golongan darah B, penderita ESP >> memiliki kekuatan pencuci otak.
3. Bellatrix : Monster wanita terkejam dan tersadis di Eartland.
4. Severus Snape : Makhluk berkepribadian ganda yang mampu menjadi monster pembunuh, salah satu staff penguji dalam ujian Hunter.
5. Profesor McGonagall : Memiliki level kejahatan 54% dan karakter wajah baik 46%, staff penguji dalam ujian Hunter
6. Menchi : Staff penguji ujian Hunter, banyak maunya.
7. Satotz : Staff penguji dalam ujian Hunter, karakter sangat biasa.


Hakaze terbangun. Kepalanya sakit bukan main, lebih sakit daripada di PHP *curhat lagi deh*. Dia tidak begitu ingat apa yang baru saja terjadi, hanya hal aneh yang muncul dalam otaknya. Meskipun otaknya telah dicuci oleh Soklin, tidak semua memori otaknya hilang. Dia tau, sekarang adalah saatnya melawan Bellatrix. Dia bangkit, dan kembali berjalan menuju singgasana Bellatrix.
Ternyata, perjuangannya tidak sia-sia. Dia berhasil menakhlukkan Bellatrix dan akhirnya masuk level ujian hunter yang sebenarnya. Dia harus melawan empat orang penguji. Severus Snape, Profesor McGonagall, Menchi dan Satotz.
Pertarungan silih berganti dihadapi Hakaze dengan hati-hati, berharap lolos dalam ujian sehingga menjadi seorang hunter. Perlawanan demi perlawanan diterimannya dari para penguji, tetapi dia berjuang agar pantas menjadi seorang hunter.
Ujian selesai. Para penguji menyatakan Hakaze pantas menjadi seorang hunter. Meskipun bukan hunter pro, tapi lulus dalam ujian hunter saja sudah sangat menyanangkan.
Hakaze Lulus. :)


Ngantuk... Bersambung...

Senin, 11 Februari 2013

San gurasu danshi ^_^

"Hirake, Shoujo kyu no tobira! Virgo!!" *Lucy mode* <<< Ini pembukaan doang, gada hubungannya juga sama yang bakal terjadi di bawah nanti.

San gurasu, setahu saya sih itu adalah 'sun glasses' dalam logat Jepang.. :D
Jadi, saya cuma kira-kira saja sih artinya kayak gitu. Maklum lah, saya belajar bahasa Jepang juga otodidak. :)
Jadi, San gurasu danshi  yang saya maksud disini adalah cowok berkacamata.
Entah kenapa, menurut saya cowok bermata empat itu lebih kelihatan keren daripada yang bermata dua. *Eh, kok serem yah?* By the way, Si Soklin juga berkacamata loh. Eh, udah! Saya sudah move on dari Soklin, saya mau memulai hidup tanpa gangguan Soklin sekarang. *Nah kan, ini mah bukan sesi curhat*
Oke, lanjut!
San gurasu danshi yang saya maksud bukan cuma makhluk tiga dimensi aja, tapi juga makhluk 2D alias para chara. Chara dengan kaca mata kelihatan sangat keren dan cool. Contohnya aja, meskipun kenyataannya level kegantengan Okumura Rin lebih tinggi kemana-mana daripada Yukio, tapi karena Yukio pake kaca mata, Yukio bisa menyamai level kegantengan Rin.
Yang kedua, Kusanagi Izumo. The sexiest bartender ever. Hahaha... Kalau ini emang dasarnya keren, diapa-apain juga keren. Emang kenyataannya hampir sebagian chara di K anime keren. Apalagi itu, Kuroh-kun.... >_<
Next, Hiroshi Inaba. Jujur deh, saya gak pernah suka warna merah. Tapi gara-gara ini chara, sekarang wallpaper lepi malah jadi merah. Yup, wallpaper lepi saya adalah dia, Hiroshi. Detektif koplak yang selalu bikin saya merasa sangat goblok pas nonton, nggak habis pikir dengan kekoplakannya yg bisa bikin ketaw sampe monyong. Dan dia begitu mempesona.
Mungkin masih banyak lagi chara yang peke kacamata, tapi cowok beneran yang pake kacamata juga masih banyak. Cowok yang pake kacamata, level kegantengannya bisa naik 20% atau bahkan lebih. Yah, semoga ada salah satu san gurasu otoko yang tertarik dengan saya, hahahaha.. ngarep deh!!
Eh ngomong-ngomong saya seorang meganeko juga loh.. wkwkwkwk...

Minggu, 03 Februari 2013

Short Story : Hakaze vs Skripsi

Monday, February 3 2013

Hakaze : Skripsi, hari ini aku akan menghancurkanmu!!
Skripsi : Bitch please!! Nggak semudah itu elo ngalahin gue.
Hakaze : Pocky Sword, Aoi Hikari mode : on!!
Otak : Gue lagi bad mood, elo tidur aja deh. Gue lagi males kerja!
Hakaze : Elo kenapa otak?
Otak : Dibilangin gue lagi bad mood!!
Skripsi : Aku akan menguasai duniahahahahaha...!! *evil laugh*

Tiba-tiba muncul seseurang yang lain

Soklin : Ada apa??
Otak : Tolongin gue, gue mau dicuci lagi sama ini orang!!
Hakaze : ELO NGAPAIN PAKE DATENG??
Soklin : Kok elo jadi marah-marah sih?
Hakaze : Gue sebel sama elo!!

Selanjutnya... Skripsi benar-benar diabaikan...

Sabtu, 02 Februari 2013

Ketika Kamen Rider Kehilangan Henshin Belt : Soklin Si Monster Pencuci Otak (Chapter 2)

Tokoh
1. Hakaze (f) : 22 tahun, cantik, golongan darah AB, penderita ESP >> memiliki kekuatan penghancur.
2. Soklin (m) : 21 tahun, biasa aja sih gak ganteng, Golongan darah A, penderita ESP >> memiliki kekuatan pencuci otak dan membaca pikiran targetnya.

Chapter 2. Monster Pencuci Otak

Hakaze sudah siap dengan pedangnya. Waktu 90 jam, 300 menit dan 3600 detik (baca : 4 hari) telah digunakan untuk menambah dan memulihkan kekuatannya yang dibantai habis-habisan oleh Bellatrix.
Dia harus berjalan mendaki gunung, melewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra, untuk sampai di tempat Bellatrix. Karena dia adalah seorang altophobic, maka gunung yang seharusnya didaki diabaikan saja. Karena dia tidak bisa berenang, maka dia tidak melewati sungai. Jadi, dia mengambil alternatif yang lebih ekstrim, yaitu naik Puspa Indah. Perjalanan menggunakan Puspa Indah adalah perjalanan paling greget yang pernah dia lakukan.
*Kenapa perjalanan menggunakan Puspa Indah adalah sangat greget? Berikut penjelasannya!
1. Puspa Indah merupakan salah satu transportasi darat beroda enam dengan bentuk persegi panjang.
2. Jalan yang dilalui Puspa Indah adalah jalan yang tidak cukup lebar dan penuh tikungan tajam terpercaya, yang dikelilingi tebing dan jurang di kanan dan kirinya.
3. Sopir Puspa Indah selalu merasa sedang berada di arena F1. 
Dengan membawa Henshin Belt yang mampu membuatnya berubah menjadi Kamen Rider dan dapat bertarung lebih kuat, dia berharap dalam pertarungan kali ini dia lolos seleksi sehingga bisa menjadi peserta ujian hunter sebagaimana yang teman-temannya lakukan.
Di depannya, pintu gerbang menuju pertapaan Bellatrix sudah terpampang dengan tegap dan gagah. Dia sudah siap menghadapi Bellatrix hari ini. Tapi, sesosok manusia yang lain tiba-tiba muncul di hadapannya. Alarm tanda bahaya di otaknya berdering keras. Laki-laki di depannya itu adalah sebuah bahaya yang lebih besar dari seekor monster selevel Bellatrix.
"Siapa kamu?" Merasa itu adalah sebuah bahaya, Hakaze bertanya kepada monster bercover manusia di depannya.
"I'm human, not monster. I just an Esper like you." Kata laki-laki itu, dengan senyuman 'ngece' mengambang di bibir anehnya.
"Oh, I'm so sorry. I didn't know if you're not speak Indonesia. What's you doing here?"
"Bahasa persatuanku juga Bahasa Indonesia seperti kamu. Tadi aku gaya-gayaan sambil ngetes kamu aja, TOEIC nya udah lulus apa belom."
"Mau berantem ngetes kayak gitu? Meslipun ngulang 6 kali, nilai TOEIC ku sekarang 500. Itu juga ngepas, dan kayaknya maksa. Tapi aku udah lulus tes TOEIC kok!" Hakaze tidak terima dibilang belum lulus TOEIC.
"Iya, iya percaya! Aku hanya bisa membaca pikiran kamu. Kamu tadi mengira aku monster bercasing manusia kan? Aku manusia esper dengan kemampuan membaca dan mencuci otak. Sesuai kemampuanku mencuci otak, namaku adalah Soklin. Aku bisa membersihkan semua ingatanmu yang tidak berhubungan denganku dan menggantinya dengan segala sesuatu tentangku."
"APAH?" Hakaze berakting seperti dalam sinetron.
"Aku di sini untuk tujuan itu, aku ingin menguasai semua memorimu." Soklin berjalan lebih dekat dengan Hakaze.
"Memangnya kamu bisa? Kamu tahu kemampuanku menghancurkan segala sesuatu yang aku inginkan kan? Sebelum kamu mencuci otakku, aku bisa saja menghancurkan kamu."
"Kamu kira bisa melawanku semudah itu? Kamu gagal di penyisihan pertama ujian hunter kan saat melawan Bellatrix? Aku sudah lulus ujian hunter terlebih dahulu, bahkan aku bisa lulus tanpa harus berurusan dengan Bellatrik. Itu membuktikan kalau aku lebih kuat dari kamu!"
"Cerewet ah kayak nenek-nenek! Langsung aja, sekarang kamu mau apa?"
"Lah, dari tadi gak dengerin aku ngomong? Aku mau nyuci otak kamu!"
"Sory, agak lemot. Kamu ngomongnya kebanyakan sih!"
"Ya udah, sekarang gimana? Dilanjutin gak pencucian otaknya?"
"Ya jangan lah! Kamu tuh ya emang monster. Aku kan gak salah apa-apa, masak otakku mau kamu cuci?"
"Ini anak, sumpah ya!! Aku kan tadi udah bilang, aku bukan monster tapi manusia!! Woe, kuping sama otaknya dikonekin! Padahal otaknya belon aku cuci, udah lemotnya minta ampun."
"Monster! Gak ada manusia yang berniat berbuat sejahat itu sama cewek lemah dan cantik kayak aku!"
"Tapi kan tujuanku baik. Aku mau mengeluarkan kamu dari penderitaan mu karena jomblo!"
"Hah? Mending gue jomblo daripada sama elo!"
"Bukan gitu maksudnya! Ya udah deh, langsung mulai aja proses pencucian otaknya." Soklin mengangkat tangan kirinya, dan mengarahkan ke arah Hakaze.
"Tunggu! Bagaimana kalau bertarung dulu? Siapa tahu kamu kalah."
"Kelamaan! Tapi, ya udah deh. Aku juga pengen tahu kemampuan kamu kalau pas lagi di lapang, selama ini kan aku cuma lihat kekuatan kamu secara teori."
Hakaze mengaktifkan mode "unlimited crusher" di pedangnya. Tapi sebaliknya, Soklin tetap kalem dan sok cool tanpa melakukan apa-apa.
Pertarungan terjadi, Soklin mampu melawan Hakeze dangan santai, tapi sebaliknya Hakaze sepertinya kuwalahan menerima serangan-serangan dari Soklin. Akhirnya, jalan terakhir Hakaze adalah berubah menjadi Kamen Rider. Tapi sesuatu yang buruk terjadi, dia kehilangan Henshin Belt yang bisa membuatnya berubah. Dalam kegalauannya karena kehilangan Henshin Belt, tiba-tiba sebuah serangan menjatuhkannya dan dia tak sadarkan diri.

Ketika Kamen Rider Kehilangan Henshin Belt : Soklin Si Monster Pencuci Otak (Chapter 1)

Tokoh
1. Hakaze (f) : 22 tahun, cantik, golongan darah AB, penderita ESP >> memiliki kekuatan penghancur.
2. Bellatrix : Monster wanita terkejam dan tersadis di Eartland.
3. Prefesor Dumbledore : Baik hati tapi tidak mau tahu, staff pengarah dalam ujian Hunter.

Chapter 1. Pra Ujian Hunter.

Sebuah pedang berbentuk Pocky Stick raksasa dengan cahaya biru berada di genggaman tangan kirinya, setelah ini ujian hunter akan dimulai.
"Brace your self!! Ujian hunter segera dimulai." Suara imut Prof Dumbledore menggema masuk ke dalam telinganya, lalu keluar lagi. Gelombang suaranya memantul sehingga terdapat warna putih di layar.
Sebelum melalui ujian sesungguhnya, peserta ujian hunter harus melawan seekor monster kuat dan sadis, Bellatrix. Dalam pertarungan satu lawan satu ini, akan menentukan apakah peserta lolos dalam tahap awal penyisihan ujian.
Taring Bellatrix lebih panjang dan tajam dari sebelumnya, tobaknya berapi-api, matanya merah garang, dan sama sekali tidak elegan. Mungkin itu adalah sosok Bellatrix yang sesungguhnya. Pandangannya penuh amarah dan nafsu.
Hakaze mengubah mode pedang penghancurnya menjadi, "silent but deadly". Kekuatannya hampir penuh untuk melawan monster setingkat Bellatrix. Tapi mungkin, kekuatannya belum seberapa jika dibandingkan dengan Bellatrix.
Pertarungan terjadi. Tapi, perbedaan kekuatan antara Bellatrix dan Hakaze jelas terliht sangat jauh. Hakaze terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, dia tenggelam dalam lautan luka dalam, dia tersesat dan tak tau arah jalan pulang, lalu menjadi butiran debu.
Meski kalah, Hakaze yakin bisa mengalahkannya suatu saat nanti. Dia kembali ke tempat asalnya untuk memperkuat dirinya, dan berjanji akan kembali untuk melawan Bellatrix agar biso lolos seleksi ujian hunter.

Jumat, 01 Februari 2013

Sesungguhnya kegalauan saya adalah berlevel

Alhamdulillah.... Akhirnya sidang skripsi jugaa... :D
Jadi kemarin, 30 Januari 2013, akhirnya saya berada di dalam ruangan sidang untuk menghadapi empat orang dosen penguji. Meskipun awalnya susah banget pas mau daftar, tapi dua jam kemarin adalah momen berharga dalam hidup saya untuk saat ini (Soalnya belum ngerasain momen nikah!)
Okeh, saya ceritain kegalauan saya dari awal saya daftar kompre sampai saat saya nulis ini, sekalian level-levelnya.

[1]. Pra Sidang (Level Kamen Rider kehilangan Henshin Belt dikawinkan sama Galaunya Drama Korea)

Saya sempet nangis sodarah!!

Oke, disini ceritanya dimulai dari kedua dosen pembimbing yang sudah acc buat sidang. Karena persyaratan saya belom lengkap, jadi jarak acc sama rencana pendaftara ujian sejauh kurang lebih dua mingguan. Setelah itu, saya baru konsultasi ke pembimbing pertama tentang tanggal ujian.

Saya : "Prof, saya rencana mau ujian tanggal 30 Januari. Bagaimana menurut Prof?"
Pembimbing 1 : "Jangan, saya tanggal 25 mau ke luar negeri sampai tanggal 5 Februari. Kalau bisa ujiannya sebelum tanggal 25, atau bulan depan."
Saya : *tiba-tiba dunia terasa jatuh di tangan para monster*

Besoknya, saya ke pembimbing kedua untuk menentukan tanggal berapa saya bisa ujian.

Saya : *sms* "Assalamu 'alaikum wr wb. Maaf menggaggu waktu bapak. Bapak hari ini ada di kampus saya mau mendiskusikan tentang waktu pelaksanaan ujian. Saya ujian tanggal 23 Januari, apakah bapak bisa hadir?" *menunggu dari pagi hingga sore*
Pembimbing 2 : *tdk ke kampus dan tidak membalas sms*

Hari berikutnya.

Saya : *sms lagi* "Assalamu 'alaikum wr wb. Maaf menggaggu waktu bapak. Bapak hari ini ada di kampus saya mau mendiskusikan tentang waktu pelaksanaan ujian. Saya ujian tanggal 23 Januari, apakah bapak bisa hadir?" *nunggu sekitar 45 menit*
Pembimbing 2 : "Waalaikum salam wr wb. Kalau ujian tanggal 23 silahkan."
Saya : "Alhamdulillah." *Lalu menuju ruang Prodi untuk mendaftar*
Padahal sebenarnya di dalam hati, saya takut ditolak karena waktu pendaftara melanggar prosedur. Prosedurnya banyakan nggak masuk akal sih.
Di ruangan Prodi, Ibu kaprodi dan sekertarisnya sedang tidak ada di ruangan, hanya ada satu orang di sana.
Saya : "Bu, saya mau daftar ujian."
Bellatrix << sesungguhnya dia bukan kaprodi atau sekertarisnya, mungkin hanya asisten dan pelengkap saja, saya sebut Bellatrix karena dia sangat menyebalkan, bukan hanya saya, mungkin mahasiswa satu fakultas amat membenci keberadaannya. : "Tanggal piro?"
Saya : "23 Januari, Bu."
Bellatrix : "Yo gak iso, harus satu minggu sebelum tanggal ujian. Gantio tanggal!"
Saya : "Tapi dosen pembimbing saya minta hari itu, Bu."
Bellatrix : "Dosen iku ancene karepe dewe!.. bla.. bla.. bla.." *ngomel-ngomel badai gitu deh*
Saya : "Pembimbing saya baru fix tadi pagi, Bu" *macak melas*
Bellatrix : "Yo iku urusanmu karo pembimbingmu!.. Bla.. bla.. bla.." *Masih mengomel*
Saya : "Saya kan cuma telat satu hari, Bu." *Ngotot*
Bellatrix : "Mahasiswa iki ancen gak ngerti prosedur! Daftar iku itungane tujuh hari. Arek-arek iku dino sabtu minggu diitung. Mosok hari libur sek dikongkon kerjo?! Wes.. wes, pusing aku! Penggaweanku akeh, wes gak ngurus mahasiswa. Urusono dewe! Aku mariki moleh, wes gak ngurus penggawean!" *Mengomel lebih jumbo*
Saya : *Keluar dengan kecewa, karena masih ada pegawai tidak profesional yg tidak terdeteksi oleh fakultas*
Sampai kosan nangis badai cetar membahana gara-gara pembatalan ujian.

[2]. H -1 Sidang (Level Power Ranger gagal berubah)

Terjadi gara-gara saya gak tau kalau dosen saya telepon, mau telepon balik pake acara galau segala! Ternyata cuma memastikan apakah ujian bisa dilaksanakan hanya dengan satu pembimbing yang hadir. Iya, pembimbing pertama saya akhirnya nggak datang, soalnya saya ujiannya tanggal 30. Tapi saya udah dapat ijin kok...

[3]. Hari H Sidang (Mulai Level Kapal Selam sampe Kapal Terbang)

Chapter 1
2 orang penguji datang, dan salah satunya adalah profesor yang dari awal saya mengajukan skripsi, saya berharap beliau tidak menguji saya, tapi ternyata Tuhan berkehandak lain. Rasanya saya sedang berada dalam kapal selam merk Draminsky, lalu tiba-tiba tabrakan sama kereta api. Kaget dan hampir nggak percaya!

Chapter 2
Ujian. Biasa aja, nothing special sih.

Chapter 3
Dinyatakan tidak mengulang, meski banyak revisi, bahkan judul dan pustaka serta isi harus dirombak total. Alhamdilillah gak ngulang ujian... Walaupun nggak nyambung, anggep aja naik Kapal terbang!!

[4]. Hari ini (Drama Korea yang dikawinin sama FTV, lalu kawin lagi sama Kamen Rider yang kehilangan Henshin Belt)

Bukan hanya tentang skripsi atau revisi, ini menyangkut masalah hati.
Niat awal mau revisi, ngedit-ngedit dikit lah biar hari ini agak berguna. Sebenarnya saya cukup sumpek sih mikirin harus nyari literatur lagi, ngerombak lagi. Selevel Ryuk berubah ganteng lah, jadi nyaingin Si Light gitu. Tapi gara-gara ada satu nomer asing sms, konsentrasi saya jadi amburadul. Saya, seorang jomblo cantik, populer, ketus dan galak tiba-tiba di sms "Kapan2 jalan yuk!". Entah kenapa, dalam otak saya sangat berharap 'dia' yang sms. Mungkin aja otak saya udah dicuci sama 'dia'. Nama 'dia' aja mirip sama merk detergent. Okeh, bukan mirip sebenarnya, tepatnya sama. Nama 'dia' adalah Soklin.
Pas saya tanya "Siapa?" dan dia (pemilik nomer asing) membalas "Ngatijo. Kapan2 jalan yuk. Tapi ngomong2 km punya cowok gak?" Galau saya masuk level FTV, agak berkarakter.
Sekedar info, Ngatijo adalah salah satu cowok yg berniat mendekat saya dan saya tolak. Tapi entah kenapa saat ini saya kekurangan cara untuk menolak.
Tiba-tiba dalam pikiran saya muncul satu ide gila, yaitu "Gimana kalau gue minta tolong Soklin buat pura-pura jadi pacar gue?". Lalu level galau saya naik, level FTV dikawinin sama Drama Korea. Kok ya pas itu Soklin tiba-tiba nge-chat saya di FB, dan dalam otak saya terbersit untuk ngomong langsung "Klin, jadilah pacarku!" tp akal saya masih waras. Lama-lama saya jd ngobrol ngalor ngidul di chat sampai level galau saya mencapai puncak. Mungkin kalau di bikin film judulnya bisa begini "Ketika Kamen Rider Kehilangan Henshin Belt : Soklin Si Monster Pencuci Otak". Review akan saya post setelah ini, karena ini sudah pagi dan saya belom tidur. Selai itu saya merasa long post...

Jaanee... :)

Jumat, 25 Januari 2013

Tentang Cewek Matre

*Ini hanya pendapat saya saja, kalau ada pihak yang tidak setuju tidak masalah. Ini pendapat saya sebagai seorang perempuan, calon istri dan calon ibu.*

Matre merupakan salah satu bagian sifat yang sulit lepas dari perempuan. Tapi, matre itu sendiri ada beberapa kategori. Nggak selamanya matre itu merugikan. Kalau ditanya, apakah saya matre? Saya menjawab, saya sangat matre. Tapi, saya punya alasan kenapa saya matre.
Saya mengelompokkan matre kedalam beberapa jenis :

Jenis 1
Matre jenis ini adalah matre karena keegoisan dan keinginan menguasai duniahahahahaha *korban ultraman*  oke, lupakan! Jadi, cewek matre jenis ini berusaha sekuat tenaga untuk membuat pasagannya mengeluarkan banyak uang demi memenuhi hasratnya menguasai harta pasangannya. Bahkan untuk mendapatkan harta tersebut dia rela melakukan apa saja. *If you know what I mean*

Jenis 2
Mungkin banyak yang bilang ini bukan matre, tapi secara nggak langsung cewek jenis ini juga memiliki standart. Misalnya, dia harus punya motor, dia harus mau bayarin makan atau nonton, palingan itu aja tuntutannya, nggak macem-macem.

Jenis 3
Matre akibat orang tua. Ada beberapa orang tua yang menuntut putri mereka mendapatkan pasangan yang mapan, khususnya dalam hal materi. Mereka nggak ingin putrinya yang sudah mereka cukupi kebutuhannya, ternyata di kemudian hari tidak bisa dicukupi oleh pasangannya. Kadang memang cara dan bentuk kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya itu berbeda-beda. :)

Jenis 4
Seorang cewek dewasa seringkali memikirkan masa depan yang lebih baik. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk anak-anak yang disayanginya. Mereka nggak mau anak-anak mereka yang manis kekurangan. Mereka berusaha mendapatkan pasangan yang memiliki pemikiran serupa. Tapi jangan dikira perempuan seperti ini maunya instan, mereka juga bisa diajak berusaha dari nol, asal tujuannya sama. Memberikan yang terbaik untuk anak-anak mereka mulai lahir (Susu, popok, makanan bergizi), sekolah, hinggah mereka melepas anak-anaknya di masyarakat. Sekali lagi, bentuk kasih sayang ortu itu beda-beda.

Jumat, 18 Januari 2013

Bulu Ketek *ganyambung*

Konnichiwaa... ^^

Jujur, dari tadi air mata gue pengen ngeksis aja. Tapi hari ini gue harus kuat buat nahan dia biar nggak keluar dan terbuang percuma kayak kemarin. Gue hari ini agak kerenan, soalnya gue sadar kalau nangis itu nggak akan menyelesaikan masalah. *Thanks to sodara Donny atas bimbingannya untuk memaknai kata-kata tersebut dengan benar.
Intinya, gue tetep gak bisa ujian tanggal 23 Januari, dan alternatif yang diberikan Prodi adalah berdiskusi lagi dengan pembimbing. Yosh, mulai hari senin gue bakal berusaha lebih baik buat gak takut sama dosen pembimbing. Sebenarnya gue cuma harus bisa ngomong, tapi melakukan hal itu sangat sulit buat gue. Itu yang bikin gue lambat selama ini, gue gak mau maju melawan ketakutan. Makanya, gue lagi nunggu orang yang bisa bikin gue maju. *curcol jomblo

Tadi pas di jalan, gue juga masih mikir soal pembatalan ujian gue. Tapi ternyata ada sesosok makhluk yang bisa bikin gue mikir hal lain. Jadi ceritanya, tadi ada orang laki-laki nyalip gue dari belakang. Nah, dia itu pake kaos tanpa lengan, yang modelnya kayak kaos basket yang lubang keteknya gede. Pas nyalip itu bulu keteknya kelihatan dan melambai-lambai kayak rambut Raisa di iklan Sunslik. Lurus dan panjang, kayak habis direbonding. Padahal gue lagi gak pake kacamata minus gue dan itu kelihatan jelas banget kalau lagi melambai-lambai. Gue perhatiin lebih baik lagi, apakah benar itu bulu ketek? Mungkin aja mata gue yang rabun salah liat, tapi kenyataannya itu emang bulu ketek. Dan dari jarak sekitar tiga meter di depan gue, masih kelihatan melambai tertiup angin. Akhirnya, sampai sekarang gue masih mikir, apa emang beneran direbonding yak??

Kamis, 17 Januari 2013

Gue Balik...

Udah lama gak maen2 kesini, biar gak ada yang baca gak peduli yang penting gue bahagiahahaha...
Tapi serius hari ini gue gak bahagia sama sekali, dan itu udah bikin gue nangis sampai 2 jam. Wasting time banget, tapi lumayan lah agak lega habis nangis. Habis nangis minum Pocari Sweat *korban iklan* biar ion tubuh kembali, lalu menghabiskan malam dengan setumpuk camilan, anime dan kamen rider. Entah kenapa akhir2 ini gue butuh banget sama mereka.
Well, gue sebenarnya mau curcol soal hari menyebalkan gue. Jadi, gue adalah mahasiswi hampir bergelar S.Pt, yang rencananya tanggal 23 Januari besok mau Ujian Sidang. Kedua dosen pembimbing gue udah setuju, padahal membuat mereka setuju di waktu yang bersamaan adalah sangat susah. Pas mau daftar malah ditolak. Alasannya gak logis, terlalu mepet hari ujiannya dengan waktu pendaftarannya. F*ck!! Akhirnya gue batal ujian!! Dan yang bikin gue nangis sekeras kerasnya adalah dosen pembimbing gue mau ke luar negeri tanggal 25 sampe pertengahan februari, mau gak mau gue ujian pertengahan februari dan pasti gue wajib bayar SPP lagi. Bapaak, satu bulan aja bayarnya setara satu semester!!
Ya udah dari pada gue terus-terusan nangis, dan pocari sweat gue udah habis, mending gue posting poster hasil penelitian gue. Kapan-kapan kalau sempet, abstract sama ringkasan dan kesimpulan penelitian gue, gue posting sekalian..
Semoga malam ini gue bahagia.. Janee..
Sory, gue sensor dikit :D